Ketum DPP LDII : Kurban untuk Gerakkan Ekonomi, Sejahterakan Peternak, hingga Cegah Stunting

0
248

Kediri – Agung Riyanto Ketua LDII Kota Kediri bangga bahwa warga LDII Kota Kediri bisa melaksanakan penyembelihan hewan kurban setiap hari raya Idul Adha yang telah ditentukan harinya melalui Sidang Itsbat Kemenag RI.

Ia menjelaskan bahwa daging kurban juga didistribusikan kepada masyarakat di lingkungan masing-masing wilayah Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC), yakni PC Pesantren, PC Kota dan PC Mojoroto.

“Alhamdulillah, LDII Kota Kediri dapat berbagi kepada warga sekitar. Selain itu, ibadah kurban ini merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT, sesuai dengan contoh yang diberikan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. Kurban memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yang signifikan.

“Secara pribadi, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih hewan kurban,” ujar KH Chriswanto saat ditemui di ruang kerjanya, di Jakarta, pada Rabu (28/6) lalu.

KH Chriswanto menggambarkan, jika seseorang ahli salat maka pahalanya diperuntukan untuk diri sendiri. Begitu pula dengan pahala orang yang berpuasa. Sementara kurban, selain ibadah privat juga bermanfaat bagi orang lain.

“Ketika seseorang itu berkurban, ada ibadah sosial yang dirasakan umat manusia sehingga memenuhi kriteria khoirunnas anfauhum linnas. Hal ini menjadi motivasi khusus karena ibadah kurban bukan hanya sekedar melakukan penyembelihan saja,” urainya.

Menurutnya, pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Karena itu, pahala kurban akan lebih besar. Sekaligus bisa menjadi jariyah. “Berbagi dapat membangun hubungan yang positif, karena bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkapnya.

Ia mengatakan, nilai positif yang terkandung dalam berkurban menjadi motivasi warga LDII. Mereka melihat, berkurban merupakan perintah langsung Allah dan Rasul, sekaligus memperkuat modal sosial untuk meraih manfaat yang lebih besar.

KH Chriswanto mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban. Pasalnya, mereka mempersiapkanya jauh sebelum Idul Adha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.

“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya.

Selain itu, ia menekankan warga LDII berkurban dengan menerapkan wawasan lingkungan. Pembungkus yang digunakan diupayakan berasal dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, karena gerakan lingkungan hidup merupakan program prioritas LDII.

“Gerakan lingkungan hidup harus diterapkan, tidak hanya sebagai slogan ramah lingkungan tapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat pelaksanaan kurban. Upayakan seminim mungkin menggunakan wadah plastik sehingga bisa mengurangi limbah plastik itu sendiri,” tuturnya.

KH Chriswanto juga menginstruksikan kepada warganya, dalam melaksanakan ibadah kurban supaya bekerja sama dengan Dinas Peternakan di wilayahnya masing-masing untuk memantau kesehatan hewan kurban.

“Saya berharap setiap tahun harus dilaksanakan oleh seluruh warga LDII yang melaksanakan ibadah kurban, jangan sembarangan karena ada penyakit hewan yang bisa menyerang manusia. Untuk itu, harus dijamin hewan yang akan disembelih itu betul-betul sehat,” lanjutnya.

Sesuai dengan perintah Allah dan Rasul, lanjutnya, bahwa hewan yang hendak disembelih untuk kurban harus sehat. “Selain hewannya sehat, pengelolaan penyembelihannya juga harus ramah lingkungan. Jangan sembarangan membuang limbahnya yang dapat mengganggu lingkungan,” ujarnya.

Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah _stunting, “_Idul Adha bisa menjadi momentum untuk pencegahan stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat angka stunting dapat ditekan,” tutur KH Chriswanto.

Ia menambahkan, kurban juga menjadi masa panen bagi peternak. Mereka mendapat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hari-hari biasa. Ini menjadi pemerataan kesejahteraan, dan meningkatkan daya beli dan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan di kalangan peternak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here