Kediri (12/4). Bertepatan dengan puasa Ramadhan di hari yang ke-21 malam tanggal 22, FKDT & FKPQ Kota Kediri menghadiri undangan buka puasa bersama yang diselenggarakan Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri Jawa Timur, Rabu sore (12/4).
Ketua Ponpes Wali Barokah KH.Sunarto dalam sambutannya menyampaikan, segenap keluarga besar Pondok Pesantren Wali Barokah LDII Kota Kediri, menyampaikan sugeng rawuh, selamat datang, terima kasih kepada hadirin yang telah berkenan hadir memenuhi undangan.
Maksud dan tujuan diselenggarakan acara ini yang paling utama adalah untuk memperkokoh ukhuwah dan jalinan silaturrahim yang telah terbangun baik selama ini. “Sekaligus sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan Kota Kediri yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kebersamaan, kerukunan dan kekompakan, menjadi kota harmoni, aman, tentram, damai, maju dan sejahtera,” kata KH.Sunarto.
Sementara itu Wali Kota Kediri H. Abdullah Abu Bakar dalam sambutannya mengatakan, beberapa waktu lalu Kota Kediri meraih prestasi yang cukup membanggakan. SETARA Institute, sebuah Lembaga swadaya masyarakat yang melakukan penelitian dan advokasi tentang demokrasi, kebebasan berpolitik dan hak asai manusia menyematkan Kota Kediri berada di peringkat lima kota toleran di Indonesia dari Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang dirilis SETARA Institute tersebut.
Atas pencapaian prestasi yang diraih Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang turut membantu menciptakan kerukunan dan menjaganya. Sehingga Kota Kediri bisa menjadi kota yang nyaman untuk berinvestasi dalam berbagai bidang.
“Maka di akhir jabatan sebagai Wali Kota Kediri, saya titip betul kepada bapak ibu, kerukunan ini kita rawat, kita uri-uri terus, dan tak lupa kita turunkan kepada generasi penerus kita”, kata Abdullah Abu Bakar.
Menyimak sambutan dari Wali Kota & Ketua Ponpes Wali Barokah di awal acara, Pengasuh Ponpes Salafiyyah Bandar Kidul KH. Abu Bakar Abdul Jalil dalam tausiyahnya menyimpulkan, bahwa keberhasilan Kota Kediri menjadi kota yang sangat toleran, guyub rukun, selalu menghargai antara satu dengan yang lain, tak lain karena menjalankan etika akhlaq yang sering disebut dengan husnul mu’asyaroh. “Artinya dalam menjalin hubungan kerja sama dengan siapapun, kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa keterlibatan orang lain,” jelasnya.
Gus Ab yang juga sebagai Ketua PCNU Kota Kediri mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa menyadari tentang pentingnya husnul mu’asyaroh. Kota Kediri selama 10 tahun dipimpin Mas Abu tentunya banyak lika-liku dinamika yang dijalani. “Maka dalam pepatah jawa mengatakan : Ojo Dumeh, Isoho Rumongso, ojo rumongso iso,” lanjutnya.
Mengutip salah satu hadits nabi, Gus Ab menjelaskan bahwa tegaknya dunia ditopang oleh 4 hal. Yang pertama ilmunya para ulama, yang itu penting untuk diserap dan dipelajari. Apalagi Kota Kediri termasuk salah satu sumbernya pondok pesantren. Maka ilmunya ulama mengalir dari pondok Wali Barokah, Wahidiyah, Lirboyo, Al Amien, Al Husna, dan lain-lain.
Yang kedua bi adlil umaro. Wali Kota, Camat, Lurah, dan segenap para pimpinan harus bersikap yang adil. Yang ketiga dermawannya orang yang kaya. Jika kita memiliki harta materi yang lebih maka harus mempunyai kepekaan sosial, mau berbagi dengan lingkungan sekitar. Yang keempat adalah doanya orang-orang fakir. “Orang fakir itu doanya lebih mustajab karena lebih khusyu’, tidak banyak memikirkan hal yang dipunyai,” candanya.
Dalam kesempatan acara tersebut, turut hadir anggota Forkopimda, pengasuh pondok pesantren dan madrasah, para kyai, alim ulama, para pimpinan ormas Islam dan para tokoh agama dan penghayat kepercayaan. Juga kepala OPD, pimpinan lembaga perbankan dan pendidikan, pelaku usaha, serta tokoh masyarakat.
Dalam acara tersebut Wali Kota Kediri menyerahkan santunan dari Ponpes Wali Barokah secara simbolis untuk 100 anak yatim dan 700 dhu’afa. Lalu diisi tausyiah agama oleh Pengasuh Ponpes Salafiyyah Bandar Kidul KH. Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab) dan ditutup dengan do’a.