Kediri (27/10). –staranews.com– Senkom Mitra Polri Kota Kediri mengikuti Apel Gelar Pasukan Antisipasi Bencana yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri di Halaman Balai Kota Kediri, Selasa (25/10).
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar memimpin langsung apel tersebut yang diikuti oleh personel TNI, Polri, pemadam kebakaran (damkar), dinas perhubungan (dishub), BPBD, Satpol PP, Palang Merah Indonesia (PMI), Pasukan K9, Tagana, Senkom Mitra Polri dan Rapi.
Wali Kota Kediri mengungkapkan memasuki musim penghujan, bencana alam hidrometeorologi rawan terjadi di beberapa wilayah. Kota Kediri beberapa kali mengalami bencana hidrometeorologi, seperti genangan di pemukiman, angin kencang, pohon tumbang dan kenaikan debit air Sungai Brantas.
“Situasi alam yang saat ini, sinergi dengan berbagai pihak dalam ini penting dilakukan, hal ini untuk memberi edukasi pada masyarakat dan bertindak responsif menanggulangi bencana,” jelasnya.
Wali Kota juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Kediri, untuk selalu waspada karena bahaya bencana alam tidak mengenal wilayah ataupun waktu.
“Masyarakat yang beraktivitas ekonomi di sepanjang Sungai Brantas, agar mengedepankan keselamatan diri sendiri maupun orang lain,” imbuhnya.
Ke depan, Wali Kota Kediri berharap agar peserta apel dapat meningkatkan kolaborasi antar stakeholder, baik dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
“Kita semua harus melakukan langkah antisipatif dengan pembersihan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul sungai, optimalisasi drainase, pemangkasan pohon yang rentan tumbang. Dan, selalu memantau informasi cuaca yang dikeluarkan pemerintah melalui BMKG setiap saat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kota Kediri, Indun Munawaroh menjelaskan bahwa untuk titik rawan bencana masih sama dengan tahun lalu. Namun untuk titik langganan banjir atau genangan, seperti wilayah Simpang Empat Retjopentung, durasi genangan sudah sangat berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.
“Kalau titik-titik pohon tumbang masih selalu didominasi oleh daerah-daerah di barat sungai, terutama di Kecamatan Mojoroto,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa terdapat 23 Desa Tanggap Bencana (Destana) di Kota Kediri dan berharap Destana berperan lebih aktif dalam mitigasi bencana serta waspada pada potensi bencana di daerah masing-masing.
“Seperti yang telah dilakukan oleh Kelurahan Campurejo dan Kelurahan Ngampel saat terjadinya bencana, karena mereka tidak bisa melakukan tindakan daruratnya, mereka berkoordinasi dengan kita. Kedepan semua seharusnya lebih aktif seperti itu,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Ketua Senkom Kota Kediri, Abdul Aziz menghimbau semua pihak tidak boleh lengah dengan kondisi seperti ini, sekalipun berada pada kondisi aman, namun perlu mengantisipasi melalui penyusunan rencana penanggulangan bencana yang baik (good disaster management plan) sebagai bentuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana.
“Pengaktivan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya, pelatihan atau simulasi siaga bagi setiap sektor, serta penyiapan sarana lainnya perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penanggulangan bencana bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah, TNI, maupun Polri saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama.
“Peran serta stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat harus terus terjalin, sehingga diharapkan muncul sinergitas dari semua pihak dalam penanggulangan bencana di wilayah Kota Kediri,” pungkasnya.
[…] yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri di Halaman Balai Kota Kediri, Selasa […]